CIMAHICITY – Yayasan Kebudayaan Bandoeng Mooi (YKBM) kembali melakukan Pewarisan Seni Longser dengan tajuk “Pewarisan Mewujudkan Pelestarian, Inovasi, Tata Kelola, dan Sumber Daya Seni Longser Berdaya Saing”. Kegiatan dalam bentuk pelatihan ini mulai dilaksanakan tanggal 1 Februari 2025 di Bengkel Kreatif Bandoengmooi, Yayasan Kebudayaan Bandoeng Mooi, Kampung Ciawitali RT 02 RW 09 Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat.
Ketua YKBM, Hermana HMT mengatakan, sebanyak 40 orang sudah menyatakan siap mengikuti pelatihan akting, tari, musik dan pencak silat, serta 3 orang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung melakukan pemagangan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri.
“Kegiatan tahun kedua ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan tahun pertama kerjasama Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dalam bentuk Program Layanan Fasilitasi Bidang Kebudayaan bagi Komunitas dan Pelaku Budaya Kategori Dukungan Institusional 2023 yang telah berakhir pada Oktober 2024, dan somoga program fasilitasi yang disepakati berkesinambungan selama 3 tahun ini terus bergulir,” ujar Hermana dalam siaran persnya, Minggu (2/2/2025).
Untuk keberlanjutan program ini, menurut Hermana di tahun 2025 YKBM berencana mengembangkan Kampung Longser di Kota Cimahi. Sebagai upaya melakukan perlindungan, pengembangan, pemanfataan dan pembinaan dibidang seni khususnya seni longser yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dari Jawa Barat oleh Kemdikbudristek tahun 2022.
“Tujuan membuat Kampung Longser, diantaranya kami ingin melahirkan generasi baru dan menambah jumlah pelaku pelestari seni longser, juga mengkomunikasikan dan mempromosikan seni longser serta para pelakunya pada masyarakat yang lebih luas,” ungkapnya.
Sisi lainnya adalah merevitalisasi seni longser kearah yang lebih maju dan berdaya saing. Menjaga ekositem seni longser sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Jawa Barat saat ini dan mendatang, serta menjadi bagian diri kehidupan masyarakat Indonesia dan dunia, sekaligus menguatkan jati diri budaya bangsa dari gempuran budaya asing yang kian masif memperuhi pembentukan karakter anak bangsa.
Lanjut Hermana, pewarisan seni longser tahun 2025 tidak sebatas melakukan pelatihan, dalam rencana kerjanya, YKBM akan melakukan seminar Feasibility Study Kampung Longser Cimahi, penyediaan sarana dan prasarana Kampung Longser Cimahi, festival Kampung Longser Cimahi, kolaborasi antar institusi kebudayaan, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia YKBM/Kampung Longser.
“Kami berharap Kampung Longser Cimahi benar-benar bisa mewujud dan menjadi salah satu destinasi wisata budaya di Kota Cimahi. Untuk itu besar harapan kami dapat dukungan, baik secara moril dan materil dari pemeritah pusat (Kementerian), pemerintah daerah (Provinsi dan Kota), dunia usaha serta stakeholder lainnya,” tandasnya.
Jelas Hermana, untuk mewujudkan Kampung Longser YKBM tidak bisa jalan sendiri. Keterbatasan fasilitas dan biaya operasional kegiatan menjadi bagian yang harus diusahakan bersama, mengingat YKBM bukan badan usaha yang titik beratnya mengejar keuntungan secara finansial.
YKBM hanya sebuah oganisasi atau lembaga nirlaba yang focus utamanya adalah berusaha merealisasikan 4 hal (perlindungan, pengembangan, pemanfataan dan pembinaan) amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan di bidang seni, khususnya seni longser.
“Dalam upaya pemajuan kebudayaan, kami cukup memahami bahwa anggaran pemeritah pusat dan daerah terbatas, untuk menangulangi keterbatasan tersebut kami berharap pada pemerintah pusat dan daerah agar terus mendorong BUMN, BUMD dan dunia usaha lainnya serius merealisasikan program CSR mereka untuk bidang kebudayaan, agar program yang digulirkan komunitas/lembaga, dan pelaku kebudayaan dapat direalisasikan serta berjalan dengan lancar, sehingga manfaat dan dampaknya bisa dirasakan banyak pihak,” pungkas Hermana.(cc)